Ketahui 5 Pertimbangan Orang Bali saat Membangun Rumah!

Diposting pada 09 April 2021
Rumahbali.id

Rumahbali.id, Bali – Bali terkenal dengan arsitekturnya yang unik dan menarik. Arsitekturnya yang khas dan terpengaruh oleh ajaran Hindu membuat desain rumah Bali menjadi banyak diminati oleh masyarakat lain. Meskipun desain rumah semakin modern dan mengalami perkembangan, arsitektur Bali masih tetap diterapkan ke beberapa properti yang ada di pulau Bali. Desain hunian Bali yang menggabungkan antara arsitektur Bali dengan desain modern kini telah menjadi salah satu tren desain rumah yang banyak diminati oleh masyarakat.

Saat membangun properti seperti rumah, warga Bali percaya bahwa terdapat beberapa pertimbangan yang harus terpenuhi. Hal tersebut dilakukan agar rumah yang akan dibangun menjadi hunian yang nyaman dan aman untuk ditempati. Berikut ini ulasan mengenai 5 pertimbangan orang Bali saat membangun rumah.

Pertimbangan Lahan

Hal paling pertama yang menjadi pertimbangan warga Bali sebelum membangun rumah adalah tanah atau lahan yang akan dipakai untuk membangun rumah. Orang Bali percaya bahwa terdapat 4 cara untuk mengidentifikasi tempat yang baik untuk membangun rumah, yakni posisi geografis, energi sekala (energi magis), bencana (kepancabayan) yang datang dari alam, dan datangnya binatang ke pekarangan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, orang Bali dapat menentukan lahan yang baik untuk dijadikan sebagai tempat untuk membangun rumah. Selain itu, mereka juga akan melakukan uparaca pembersihan agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar.

Pertimbangan Hari Baik

Orang Bali akan memperhatikan hari baik atau dewasa dalam membangun rumah. Hal tersebut bertujuan agar nantinya sang penghuni rumah akan mendapatkan kebahagiaan serta terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari. Orang Bali percaya bahwa pembangunan rumah di hari yang kurang baik, seperti saat Randa Tiga, akan membawa bahaya bagi pemiliknya kelak.

Pertimbangan Konsep Tri Mandala

Bagi masyarakat Bali yang beragama Hindu, pembangunan rumah dilakukan dengan memperhatikan konsep Tri Mandala. Konsep ini terdiri dari 3 bagian yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Utama Mandala merupakan sebuah tempat suci atau merajan yang dibangun di sebelah utara atau timur hunian. Kemudian, Madya Mandala yang merupakan bangunan rumah beserta halamannya. Serta Nista Mandala yang merupakan tempat pembuangan atau teba/tegalan.

Letak Pintu Masuk Pekarangan

Pertimbangan selanjutnya yang diperhatikan orang Bali sebelum membangun rumah adalah letak dari pintu masuk ke pekarangan. Mereka akan menentukan arah yang baik serta ukuran dari pintu secara seksama. Selain itu, mereka juga menghindari jumlah pintu masuk yang terlalu banyak karena akan membuat penghuninya menjadi boros, serta larangan membuat pintu masuk di ujung pertemuan tembok rumah atau di bucu mati.

Penerapan Konsep Tri Hita Karana

Selain mempertimbangkan konsep Tri Mandala, orang Bali juga memperhatikan konsep Tri Hita Kirana saat membangun rumah. Konsep ini melambangkan hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia, serta hubungan manusia dengan alam. Dengan menerapkan konsep tersebut, orang Bali memanfaatkan alam setempat dengan optimal agar dapat mewujudkan hunian yang nyaman, hemat energi, serta ekonomis dalam pemakaian hunian.

 

Kelima hal tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi orang Bali saat membangun rumah. Hal tersebut dilakukan supaya pembangunan rumah dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan bangunan yang nyaman untuk ditinggali. (FIY)

imgWAchatYuk